Ucapan penuh rasa syukur kembali
kulafaskan dalam perbincangan mesra padaNya usai ritual subuhku hari ini,
nikmat, membuat aku terlena dalam keheningan. Seburat orange mulai nampak
mengiringi kehadiran sang fajar yang masih setia mengemban amanahNya untuk
menghangatkan bumi, membuatku kembali bersyukur atas segala anugerah untuk membuka
kedua kelopak mata lagi pagi ini. Heiii kalender di atas mejaku menunjukkan
tanggal 11 oktober ya, aku baru teringat. Hari ini, tepat 21 tahun yang lalu
mamak berjuang menghadirkan puteri sulungnya untuk menatap dunia yang menjadi
tempat kita bernaung, bernama bumi. Bahagia rasanya menyadari bahwa aku kini
bukan gadis kecil lagi, gadis yang dulu selalu bergelayut manja dipundak bapak
yang selalu mengecup kening dan pipiku setiap pagi aku beragkat ke sekolah,
kembali rindu masa itu. Mamak yang selalu memanjakan aku dengan segala
kesabarannya, betapa aku kembali bersyukur karena telah dititipkan pada sebuah
keluarga yang begitu hangat dan hebat dalam mengajarkan setiap sudut kehidupan
ini dengan caranya yang sederhana.
Tuhan, hari ini aku merasakan betapa
rasa kasih sayang-Mu kembali menyelimutiku dengan hangatnya. Aku sadar Tuhan
betapa kehadiran akan Kau iringkan dengan kehilangan, kebahagiaan dengan
kesedihan, tawa dengan isak tangis, dan aku kembali ingin memeluk-Mu erat,
karena dengan segala hukum alam itu aku semakin menyadari bahwa hanya Engkau
sandaran terbaik yang tak akan hilang, tapi semakin membuatku bersyukur. Terimakasih
ya Tuhan, karena nikmat sakit yang Kau berikan padaku sehari sebelum hari
refleksi diri ini, yang berarti Engkau telah meringankan beban dosa yang telah
aku lakukan selama setahun terakhir. Betapa Engkau kini sedang memeluk dan mengecup
kehidupanku dengan begitu menenangkan, meski aku masih sering membuat ulah
dalam setiap perjalananku.
Tuhan, lagi lagi hanya ucapan terimakasih
yang mampu ku utarakan pada-Mu, karena Engkau sudah menghadirkan banyak sekali warna yang
berpendar menghiasi perjalanan kehidupanku hingga angka 21 ini hadir. Dan
bolehkah aku meminta sebuah hadiah Tuhan, ya sebuah hadiah dari-Mu. Aku ingin Engkau
berjanji Tuhan untuk selalu mendekapku erat dalam hangat kemesraan, agar aku
tak lagi lengah dan bermain terlalu jauh dari sisi-Mu. Jangan pernah
renggangkan lagi pelukannya ya Tuhan, aku takut, takut menjadi lemah atau
mungkin menjadi liar tanpa pelukan hangat-Mu lagi yang menenangkanku.
Hari ini adalah hari refleksi,
hari merenung, tentang begitu banyak momen yang telah aku kecap nikmatnya dari
Sang Pemilik Kehidupan. Maka aku akan berusaha menjadikan hari ini dan
hari-hari kedepannya menjadi pengabdianku pada orang-orang disekelilingku,
berharap aku tak lagi membuat orang-orang yang menyayangiku kecewa, semoga aku
telah mampu menyingkirkan segala ego yang selalu mendominasi hati. Menikmati
sisa usia yang Tuhan berikan untuk nafas-nafas yang lebih bermakna amiiiin ya
Rabb.....
Rumah terhangat bersama kedua malaikat
yang Tuhan titipkan aku bersama kedua kurcaci kecil yang teramat manja
#PelukHangatDariLeti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar