Sabtu, 25 Februari 2012

Sang Ratu

Sebuah istilah yang begitu sederhana kemudian ku kenal dengan sebutan perempuan. Rangkaian huruf yang kini mewakili sosok anggun dengan segala kekuatan jiwa nya. Dia lah makhluk yang terlihat tenang, namun menyimpan sebuah kekuatan demi mengukir sebuah alunan kebahagiaan hidup bagi jiwa-jiwa terkasih. Setiap pasang mata yang yang menangkap sosoknya tak akan mampu tuk memungkiri bahwa ia begitu menggetarkan kalbu.
Perempuan sebagai sosok yang teramat dikagumi oleh kaum adam serta kaumnya sendiri. Tak salah jika dikatakan bahwa ia adalah salahsatu penentu bagi jiwa-jiwa kepemimpinan dimasa depan. Lewat sentuhan tangannya yang begitu lembut mampu mengukir insan-insan yang begitu kokoh untuk menjalankan tampu kepemimpinan negeri ini. Sentuhan hangat peluknya selalu mampu tenangkan kalbu yang sedang diselimuti kesedihan hidup yang terkadang terasa begitu membebani jiwa. Bahkan dengan segores senyum disketsa wajahnya ia mampu melukiskan senyum keindahan pada begitu banyak insan.

Minggu, 19 Februari 2012

Persembahan untuk Kaum Hawa

Jikalau kita berbicara tentang masa remaja akan ada banyak hal yang dirasa sangat menarik untuk diperbincangkan. Masa remaja menjadi kepingan puzzle yang selalu identik dengan rasa cinta. Begitulah kita para muda-mudi menyebut rasa aneh yang entah dari mana asalnya. Rasa kasih yang muncul tanpa pernah kita rencanakan, kemudian bersemayam didalam jiwa kita. Sebuah rasa yang tak akan mampu kita definisikan dengan kata-kata, begitulah keagungan Allah SWT. yang telah begitu indah menyemai cinta dalam hati setiap insannya.
Ada begitu banyak kisah tentang cinta yang pernah kuketahui, entah kisah dengan fase perkenalan yang pelaksanaannya jauh dari Ta’aruf yang telah diatur dalam islam, atau fase awal hubungan dua insan yang sedang kasmaran hingga fase dimana loyalitas mereka sedang diuji dengan badai permasalahan. Begitulah cinta yang aku pahami, semua terasa sangat monoton, manja, tidak mandiri, serta membuai kita pada pola komunikasi yang sangat membingungkan.
Aku melihat ada begitu banyak pola pacaran remaja saat ini kemudian menangis. Aku menangis karena aku merasa kaumku para hawa kini terluka oleh nafsu mereka. Kaum hawa rela disentuh oleh para adam yang tak paham akan batas komunikasi mereka pada lawan jenisnya. Aku tak ingin kaumku semakin terpuruk pada jurang kehancuran yang begitu luas terbentang. Meski aku tak mampu melarang mereka dengan lisan ku dan hanya mampu mengingatkan mereka lewat jemariku.
Dengan maraknya kehidupan para remaja dengan pola kehidupan pacaran membuat aku kembali bertanya pada diriku tentang kesanggupan ku mejalaninya. Aku selalu dipenuhi rasa takut akan kemampuanku menahan emosi jiwa dari jurang cinta penuh nafsu yang ditawarkan dengan anggun oleh para syaitan. Bahkan tak jarang para teman ku menertawakan prinsip hidup yang kujalani sejak awal fase remaja. Aku belum sanggup mengenal seorang adam dengan status melebihi seorang sahabat karena aku takut melukai hati calon imam ku kelak. Aku tak pernah tahu siapa adam yang akan Allah kirimkan untuk menjagaku dalam melangkah agar tak terpuruk dalam kenistaan dan aku yakin jika aku menjaga diriku maka Allah akan mengirimkan seseorang yang terbaik menurutNya.