Kamis, 30 Mei 2013

My Beloved Brothers

me and my beloved brothers



Resti Fuji Lestari, sebuah nama yang sejak 11 oktober 20 tahun silam terukir lewat jemari kedua malaikat terbaik yang Tuhan kirimkan dalam kehidupanku. Sulung dari dua kurcaci kecil yang kini sedang beranjak jadi remaja. Gadis penggemar jeruk nipis dan segala jenis makanan dan minuman dengan rasa asam, penggemar segala jenis makanan terutama khas kota tercinta khatulistiwa. Aku masih penggemar bingka, canai, bubur terutama bubur pedas dan mie kanji.

Ya…..tuan puteri, lama rasanya tak ada yang memanggilku seperti itu lagi sejak sosok abang – abangku tak lagi menemani hariku, mengantar jemput ke sekolah dengan sedikit omelan karena kebiasaan bangun siangku serta menghilang dari sekolah saat dijemput. Aku sayang kalian bang, abang – abang terbaik yang selalu sabar menghadapi adik kecil yang sangat tomboy. 

Masih kuingat satu hari dimana aku menghilang seusai jam sekolah,
abang sebenarnya tidak terlambat menjemputku namun aku yang terlalu gesit untuk menghilang dari kawasan sekolah, bersembunyi di stadion sekolah untuk bermain sepak bola bersama teman – temanku yang mayoritas memang laki-laki. Tau kah kalian betapa khawatirnya abang waktu ia tak menemukan aku di semua kelas di sekolah, dalam derasnya hujan akhirnya abang menemukan aku yang sudah berlumur lumpur sembari mengejar bola mengitari lapangan. Bagaimana tidak, abang marah besar padaku, adik kecilnya menghilang selama kurang lebih 4 jam dan dia menemukan ku dalam keadaan bagai kurcaci yang baru saja tersesat dibelantara hutan. Diambilnya tas yang kusimpan di tribun penonton kemudian menggendong ku pulang kerumah dengan wajah lelahnya. Dan tau kah kalian abang yang dengan sabar menunggui ku untuk membersihkan seluruh tubuh yang sudah bau amis dengan lumpur, untuk kemudian di dudukkan di depan kedua ortu ku. 

Abang masih selalu menghiburku kala aku menangis dan selalu bilang “untuk apa kamu menangis jika itu hanya untuk sebuah kelelahan, menangislah untuk sebuah intropeksi diri sebagai tuan puteri yang mulai beranjak remaja”, kata-kata abang yang tak akan kulupa. 

Aku sayang abang yang selalu memasakkan aku fried chicken, bahkan ditengah malam sekalipun saat aku lapar, membuatkan segelas susu cokelat hangat saat aku belajar, membereskan kamarku saat aku sedang merajuk karena tak mendapat apa yang kuinginkan. Ya itu lah abangku yang selalu menjaga aku, yang selalu khawatir gadis kecil ini tak mampu merantau jauh, yang selalu menginginkan aku kembali ke khatulistiwaku biar dia dapat menjaga adik kecilnya. 

Aku tau abang sering memarahiku, abang sering ketus padaku tapi aku juga tau abang selalu menyayangiku dan menghiburku saat aku mulai memajukan bibir ku beberapa senti. Menemaniku saat kegilaan belanjaku di weekend. Aku sayang abang meski kadang abang harus rela nggak malam mingguan karena aku meminta abang menemaniku jalan – jalan ke pusat perbelanjaan atau rela malam minggu dengan membawa gadis kecil yang tak pernah lelah berceloteh

Buat abang – abang ku tersayang (mas kamto penggila kartun, ucup yang sok cool tapi paling suka berkebun, dan koko yang selalu pinter bikin masakan enak) dari gadis kecil yang kini sudah belajar merantau.
Aku akan selalu sayang abang, karena abang adalah pengawal yang selalu menjaga ku dengan sepenuh hati ........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar