me and my beloved brothers |
Resti Fuji Lestari, sebuah nama
yang sejak 11 oktober 20 tahun silam terukir lewat jemari kedua malaikat
terbaik yang Tuhan kirimkan dalam kehidupanku. Sulung dari dua kurcaci kecil
yang kini sedang beranjak jadi remaja. Gadis penggemar jeruk nipis dan segala
jenis makanan dan minuman dengan rasa asam, penggemar segala jenis makanan
terutama khas kota tercinta khatulistiwa. Aku masih penggemar bingka, canai,
bubur terutama bubur pedas dan mie kanji.
Ya…..tuan puteri, lama rasanya
tak ada yang memanggilku seperti itu lagi sejak sosok abang – abangku tak lagi
menemani hariku, mengantar jemput ke sekolah dengan sedikit omelan karena
kebiasaan bangun siangku serta menghilang dari sekolah saat dijemput. Aku
sayang kalian bang, abang – abang terbaik yang selalu sabar menghadapi adik
kecil yang sangat tomboy.
Masih kuingat satu hari dimana
aku menghilang seusai jam sekolah,
abang sebenarnya tidak terlambat menjemputku
namun aku yang terlalu gesit untuk menghilang dari kawasan sekolah, bersembunyi
di stadion sekolah untuk bermain sepak bola bersama teman – temanku yang
mayoritas memang laki-laki. Tau kah kalian betapa khawatirnya abang waktu ia
tak menemukan aku di semua kelas di sekolah, dalam derasnya hujan akhirnya
abang menemukan aku yang sudah berlumur lumpur sembari mengejar bola mengitari
lapangan. Bagaimana tidak, abang marah besar padaku, adik kecilnya menghilang
selama kurang lebih 4 jam dan dia menemukan ku dalam keadaan bagai kurcaci yang
baru saja tersesat dibelantara hutan. Diambilnya tas yang kusimpan di tribun
penonton kemudian menggendong ku pulang kerumah dengan wajah lelahnya. Dan tau
kah kalian abang yang dengan sabar menunggui ku untuk membersihkan seluruh
tubuh yang sudah bau amis dengan lumpur, untuk kemudian di dudukkan di depan
kedua ortu ku.
Abang masih selalu menghiburku
kala aku menangis dan selalu bilang “untuk apa kamu menangis jika itu hanya
untuk sebuah kelelahan, menangislah untuk sebuah intropeksi diri sebagai tuan
puteri yang mulai beranjak remaja”, kata-kata abang yang tak akan kulupa.
Aku sayang abang yang selalu
memasakkan aku fried chicken, bahkan ditengah malam sekalipun saat aku lapar,
membuatkan segelas susu cokelat hangat saat aku belajar, membereskan kamarku
saat aku sedang merajuk karena tak mendapat apa yang kuinginkan. Ya itu lah
abangku yang selalu menjaga aku, yang selalu khawatir gadis kecil ini tak mampu
merantau jauh, yang selalu menginginkan aku kembali ke khatulistiwaku biar dia
dapat menjaga adik kecilnya.
Aku tau abang sering memarahiku,
abang sering ketus padaku tapi aku juga tau abang selalu menyayangiku dan
menghiburku saat aku mulai memajukan bibir ku beberapa senti. Menemaniku saat
kegilaan belanjaku di weekend. Aku sayang abang meski kadang abang harus rela
nggak malam mingguan karena aku meminta abang menemaniku jalan – jalan ke pusat
perbelanjaan atau rela malam minggu dengan membawa gadis kecil yang tak pernah
lelah berceloteh
Buat abang – abang ku tersayang
(mas kamto penggila kartun, ucup yang sok cool tapi paling suka berkebun, dan koko yang selalu pinter bikin masakan enak) dari gadis kecil yang kini
sudah belajar merantau.
Aku akan selalu sayang abang, karena abang
adalah pengawal yang selalu menjaga ku dengan sepenuh hati ........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar