Mentari baru saja menampakkan rupanya dihadapku.
Dan beku masih menyelimutiku dengan mesranya. Taukah kau dimana
keberadaanku sekarang, atau mungkin kita sama, sebagaimana aku
kehilangan kabar tentangmu kini. Baiklah, kutitipkan kabar lewat bisikan
kepada awan yang sedang berarak datang menghampiriku ya, agar kau tak
lagi cemas tentang ku.
Selamat datang di kotak baruku, disini aku akan
memulai sebuah kisah baru, awalnya. Dulu aku berkhayal akan mengajakmu
kemari, menikmati suasana menenangkan, jauh dari kebisingan yang kita
miliki, dulu. Membayangkan bagaimana dua gumpalan bernama hati akan
kembali kita rajut dengan atmosfer baru tanpa topeng, aku berharap.
Aku menata semua dengan warnaku, aku menyukainya.
Kotak baru ku sangat nyaman untuk ku melepas penat, menikmati kesunyian
seperti yang selalu kuurai saat terakhir kita duduk bercengkrama dengan
dinginnya kota terrcinta, malam terakhir sebelum semua benar-benar
berakhir, kini. Ingin aku kirimkan visual yang mataku tangkap untukmu,
hanya ingin kau tau ini sangat menyenangkan.
Aku ingin menagih sebuah janji, di malam terakhir
tentang kita. Engkau akan menjadi yang terbaik yang pernah ada untukku,
selalu. Aku baru saja membuka sebuah tumpukkan, aku menemukannya, sebuah
berkas yang hendak kutinggalkan di kotak lama, berkas tentang dimensi
setahun lalu, bersamamu. Untaian pemanis yang selalu membuatku
kecanduan, meradang kini, hatiku.
Entah bagaimana sukma ketika menangkap hati baru
yang mungkin kini ada disisi penjaga jiwa, dari masa lampau, kurun waktu
teramat singkat. Akankah menjadi tegar atau akan terdiam, beku, hingga
mati dalam sepinya jiwa. Aku tak tahu dan belum mampu mencipta penyangga
agar tersandar dengan aman. Berdoa……
#pagi ditemani secangkir susu cokelat dengan berselimut kemesraan mentari, sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar