Rangkaian kata
ini adalah aliran sungai yang akan kujaga, meski aku tak pernah tau dimana
semua akan bermuara. Hidup adalah tentang bagaimana kita berpikir dan bersikap
dalam setiap jengkal kaki melangkah, sebagaimana komposisi sebuah lukisan
dengan beragam warna, aku akan menikmatinya dengan pemaknaanku sendiri. Kali
ini aku ingin mengurai sebuah dongeng, tentang persahabatan yang melebur dalam
sebuah kotak bernama cinta, berawal dari ruang kosong hingga terisi cahaya berpendar,
dan kembali menjadi kosong dengan menyisakan warna – warna indah bagi sang
pemiliki ruang.
Dongeng ini aku jalani bersama seseorang yang mengaku tak pernah menyukai dongeng dan selalu mengatakan “wake up my princess, kamu bukan lagi gadis kecil yang berkhayal dengan setumpuk buku dongeng yang selalu kamu simpan, dongeng hanya milik anak kecil,” masih jelas kuingat momen dimana kalimat itu terlontar dari lisannya. Sosok yang selalu kurindu celotehannya, dia lah yang pernah menghadirkan warna – warna indah itu meski hanya dalam tidur singkatku.
Sahabat yang
selalu berbagi kisahnya, mungkin juga tentang kegalauannya, berceloteh tentang
bagaimana ia menjalani akademiknya, roda organisasinya, kecintaannya pada dunia
olahraga terutama basket dan sepak bola hingga tentang kisahnya dengan seorang
gadis cantik yang kemudian menjadi kekasihnya. Pribadi yang menyenangkan dan
sangat ekspresif dalam mengungkap perasaan, dia yang kukenal sejak aku resmi
dinobatkan sebagai mahasiswa baru dan saudara dalam sebuah organisasi di
kampus.
#Dialah
Sahabatku
Hanya waktu yang
mampu kuluangkan untuk menjadi pendengar setia untuk berbagai kisah tawa dan
tangis para sahabatku, termasuk dia. Ya sekedar mendengar untuk kemudian memberi
sedikit solusi yang kudapat dari kemampuan analisaku yang sebenarnya tak
seberapa, apalagi yang mampu kuberikan selain mendengarkan. Sebelumnya semua
biasa saja, bahkan ketika ia semakin sering menghubungiku untuk sekedar berbagi
tentang kehidupannya.
Komunikasi yang
terjalin semakin intens itu kini telah berubah topik ketika dia mulai asik
menceritakan tentang perkenalannya dengan seorang gadis dari kota Batam, ya
gadis yang sangat cantik menurutku. Gadis cantik, mandiri, dewasa, cerdas, dan
sangat menyenangkan untuk diajak ngobrol, begitu dia menceritakan tentang sosok
adik tingkatnya itu. Bahkan ia meminta saranku tentang bagaimana jika dia ingin
mengungkapkan perasaannya pada si gadis, dan aku hanya bisa mendukung.
Suatu malam dia
menghubungiku untuk sekedar meminta doaku karena malam ini dia berencana akan
mengungkap perasaan nya dengan mengajak sang gadis ke sebuah konser,
sebagaimana yang ia ceritakan sebelumnya, dan aku kembali berdoa untuk
kebahagiaanmu, sahabat. Kabar baik pun kudapat, mereka resmi jadian, ya
akhirnya sahabatku mengakhiri kesendiriannya. Aku pikir dia akan disibukkan
dengan romansa bersama pacar barunya, namun aku salah. Selalu ada cerita yang
ia bagi denganku, bahkan terkesan terlalu sering, cerita tentang kebingungannya
menghadapi sang gadis. Aku hanya berdoa semoga hubungan kalian akan segera
membaik, meski akhirnya doa itu terjawab tak sesuai harapan.
#Pacar 3 hari
Terkesan konyol
memang ketika kalian memutuskan untuk mengikuti sebuah permainan yang mungkin
tak pernah kalian bayangkan sebelumnya, dan itu yang kujalani. Semua berawal
dari kedekatan kami untuk saling bercerita, meski yang kubagi hanya tentang
kehidupan organisasiku. Entah pikiran gila darimana yang menghampiri kedua
sahabat kami hingga mereka menantang kami untuk relationship di sebuah sosial media. Aku pun merasa takut awalnya,
namun keberanian dia untuk mengikuti tantangan tersebut membuatku mengiyakan
permainan ini, sungguh ini keputusan gila…..
Selang 5 jam
status itu terpampang di timeline, kekhawatiran
kembali menyeruak hingga kuputuskan untuk menghapusnya. Keesokan harinya hal
ini dia pertanyakan “mengapa aku memutuskan hubungan dalam permainan ini”.
Pertimbangan apa yang kemudian membuatku menerima status gila itu kembali hadir
di timeline ku, hanya agar aku
terhindar dari beberapa orang yang kini tengah mendekatiku dan membuatku sangat
terganggu, ya ini kesalahanku. Tak lama status ini kembali ku hapus…..
Tak banyak yang
kubagi tentangku padamu, namun pada akhirnya engkaupun tau bahwa aku memiliki
rasa untuk seseorang yang mungkin kini telah pergi dari kehidupanku dan
meninggalkan sebuah kekecewaan. Dan kamu berusaha menguatkan dan meyakinkan aku
jika dia bukanlah yang terbaik untukku. Masih teringat di memoriku saat engkau
memintaku untuk melupakan dia yang pernah mengisi ruang hatiku, aku tak pernah
keberatan untuk itu, karena sebelum kau meminta aku telah lebih dulu memutuskan
untuk mengobati lukaku, sendiri.
Muncul sebuah
ketakutan dan tanda tanya dalam pikirku kala mulaiku rasakan ada sesuatu yang
tak biasa dari sikapmu. Kusampaikan kegundahanku ini pada sahabat yang selalu
setia mendengar segala kegalauanku dan mereka mengungkap sebuah pernyataan yang
selama ini aku takutkan, ya mereka menyadarkan aku betapa istimewanya
perlakuanmu selama ini, menemaniku dalam beberapakali liputanku yang jelas saja
tak sebentar, lewat panggilanmu untukku yang terkesan menyebalkan “miss galau”,
padahal kita sama – sama tau bahwa kamulah yang lebih sering mengalau mr galau.
Aku tak pernah menyangka rasa sayangku padamu mampu menjelma menjadi sebuah rasa yang selama ini kudengar dengan sebutan cinta, ya cinta, entah apa makna dibalik kata itu. Masih kuingat perbincangan kita yang membuatku tersentak dengan sebuah pernyataanmu “Bagaimana jika persahabatan ini menghadirkan sebuah rasa yang melebihi makna persahabatan yang telah kita jalin, dan kamu tak akan pernah mampu mengingkari rasa itu ketika Allah telah menuliskan itu dalam catatan kehidupan kita” , sebuah kalimat yang terlontar dari lisanmu, membuatku tak mampu berucap, hanya rasa takut.
Aku tak pernah menyangka rasa sayangku padamu mampu menjelma menjadi sebuah rasa yang selama ini kudengar dengan sebutan cinta, ya cinta, entah apa makna dibalik kata itu. Masih kuingat perbincangan kita yang membuatku tersentak dengan sebuah pernyataanmu “Bagaimana jika persahabatan ini menghadirkan sebuah rasa yang melebihi makna persahabatan yang telah kita jalin, dan kamu tak akan pernah mampu mengingkari rasa itu ketika Allah telah menuliskan itu dalam catatan kehidupan kita” , sebuah kalimat yang terlontar dari lisanmu, membuatku tak mampu berucap, hanya rasa takut.
#Membuka
Hati Untuk Dia yang Mencintaiku
Pernah kudengar
sebuah kalimat yang isinya kurang lebih begini “Lebih baik belajar mencintai
seseorang yang mencintaimu, karena dia akan menjaga dan memperjuangkanmu
daripada bertahan dengan orang yang engkau cintai namun mencintaimu dengan
setengah hatinya”.
Bagaimana aku
mampu mengabaikan segala perhatianmu untukku sedangkan kita semakin sering
bertemu, berbagi dan melewati banyak hal bersama. Senja itu akupun mulai
mengetahui apa yang menjadi alasanmu begitu menjagaku. Sebuah perdebatan dalam
diriku tentang bagaimana aku harus menyikapi perasaanmu kemudian membuatku
mencoba untuk tak memaksakan perasaanku bahkan untuk sekedar belajar
mencintaimu. Aku akan membiarkan dirimu menumbuhkan rasa itu pada jiwaku, dan
aku tak akan meninggikan tembok pertahananku dan tidak juga akan melemahkan
pertahanan itu. Kupercayakan semua padamu, entah bagaimana engkau mampu
membuatku jatuh hati padamu dan meyakinkan aku bahwa kau yang akan kupilih.
#Kau Kenalkan Aku Manisnya Romansa Cinta
Manisnya kata
rindu yang selalu kau urai mengenalkan aku pada keindahan pelangi yang kau
lukiskan pada kehidupanku. Tentang bagaimana menahan kecemburuan kala kau
bercerita tentang kedekatan dengan adik – adikmu, tak jarang berujung pada
kesalahpahaman dalam mereka mengartikan sikapmu, dan ku coba untuk memahami itu
sebagai suatu tanggung jawab yang sama -
sama kita emban hingga detik ini. Bagaimana aku harus menafsirkan diam
mu yang menyimpan sebuah kemarahan ketika aku lebih sibuk dengan duniaku dan
keperdulianku yang lebih mengutamakan para sahabat dan adik – adik kita.
Pernahkah kamu
tau bagaimana aku menahan sebuah kata bernama rindu untukmu saat kau juga lebih
sering larut dalam tumpukan buku sihir dan diskusi sepanjang malam bersama
teman – temanmu. Bahkan aku hanya mampu mengingat waktu yang kita habiskan
hanya untuk mendapatkan tiket nonton yang sangat kuinginkan, dimana kamu dan
aku bisa berbagi cerita setelah menontonnya, masih kuingat jelas betapa
hangatnya sikapmu kala itu, malam sabtu yang telah kau jelma menjadi malam
minggu pertama. Dan kini tak ada lagi waktu yang mampu kita luangkan, hanya
untuk sekedar duduk dan berbincang seperti saat rasa itu belum hadir diantara
kita. Aku tak pernah ingin meminta lebih dari semua waktu yang kau miliki, bolehkah
aku meminta satu menit saja untuk kau kirimkan sebuah pesan bahwa kau baik –
baik saja disana, tak akan lebih…..
Bagiku segala
rasa yang kujalani bersamamu, menahan segala rasa dalam tangis dan kemarahan
yang selalu kau simpan dan menghadirkan kata maaf yang terus kau ulang telah
menjadi satu rasa manis yang akan selalu kusyukuri……
#Janji
Paralayang
Diketinggian aku
selalu merasa nyaman dan lepas, ya lepas dari segala kepenatan rutinitas yang
kujalani. Menikmati segarnya udara pegunungan yang selalu hadirkan kehangatan
dalam setiap balutan kebersamaan dengan para sahabat. Aku tak akan pernah tau
bahwa kau pun menginginkannya, karena tak pernah lagi ada perbincangan lain
diantara kita terkecuali tentang bagaimana harus menjaga adik – adik. Dari seseorang
aku mendengar bahwa kau ingin pergi ke puncak untuk membiarkan tubuhmu dipeluk
dinginnya udara beku pegunungan, ingin ku tatap lekat wajahmu yang terikat
semangat untuk berada disana.
Satu malam
sebuah pesan mengusikku, sebuah pesan yang mengabarkan betapa indahnya
pemandangan yang kini ada dihadapanmu bersama adik – adik, sebuah keinginan
untuk aku menemani mu ada disana, di Paralayang, bersama kamu suatu hari nanti,
sebelum aku menepati janjiku untuk menikmati dinginnya Ranu Kumbolo bersama
kamu.
Sebuah janji
yang belum mampu ku penuhi…..
#Pertemuan
Terakhir
Tak pernah
kuduga bahwa ini akan menjadi pertemuan terakhir diantara kita, pertemuan
sebelum keberangkatan pengabdianku selama sebulan jauh dari hiruk pikuk kota.
Sebuah canda tentang kemungkinan kita akan kembali canggung pada pertemuan usai
liburan panjang, tentang janji menemani mu menikmati keindahan di paralayang,
dan dorongan yang tak pernah terlupa untukku agar menjalani semua dengan
keikhlasan. Terimakasih untuk malam itu, malam dimana kamu menahan segala
kelelahanmu untuk menemani ku…….
Kala
Kita Jauh
Pagi itu masih
kutangkap senyum mu meski lelah tak jua mampu kau sembunyikan, mengantarkan
keberangkatanku dan sebuah pesan seperti yang biasa kau lakukan ketika
mengantarkan kepergianku sebelum - sebelumnya. “Jaga diri baik – baik disana ya,
jangan nakal” , dan aku akan selalu menjawab bahwa aku akan selalu menjaga
hatiku jika kamu juga menjaga dirimu baik – baik saat kita jauh.
Sosok mu
sesekali masih hadir dalam hari - hari
yang kujalani, di sebuah tempat terpencil, dimana akses untuk berkomunikasi
cukup sulit untuk dilakukan. Semangat yang tak pernah luput kau berikan untuk
ku dalam menjalani pengabdian ini. Mengingatkan aku untuk segera berbuka dan
membangunkan ku untuk sahur sesekali masih engkau lakukan ditengah kesibukkan
mu di kampus. “Semangat dan bersabar ya, jalani semua dengan ikhlas, ini semua
nggak bakal lama kok jadi nikmatin aja,” kalimat terakhir yang kau kirimkan di
bulan suci ramadhan, seminggu sebelum kepulangan ku dari desa ini.
Kado Menjelang Kemenangan
Tak ada lagi
kabar dari sosok itu, berulang kali kucoba untuk menghubungi orang yang selalu
menyampaikan pesan rindunya meski hanya sesekali di sela penat harinya, tak
lagi ada jawaban. Dan entah mengapa dua minggu setelah kepulanganku masih tak
ada kabar sekedar sapa, meski aku pun tau dia masih berada di kota dimana kami
menjalani hari.
Hari ini, dua hari menjelang hari kemenangan entah mengapa aku berulang kali ingin mengecek kontaknya di BBM ku, dan berulang kali aku sadar bahwa kontak itu masih dalam keadaan off. Siang itu jemari ini kembali mengarahkan pencari pada satu nama, dan nama itu sudah menghilang dari daftar kontakku, ya dia menghapus ku dari kontaknya. Tenang, semua akan baik – baik saja, mungkin ini hanya sebuah ketidaksengajaan, but kepercayaan ku padanya tak mampu menyeimbangkan kondisi kami hari ini.
Aku
belajar keikhlasan dan konsisten
Apalagi yang
mampu ku ungkapkan selain kesedihan yang terurai lewat embun yang kini
membasahi sketsa wajahku. Ada setumpuk tanya tentang alasan atas segala
tindakan nya untukku. Aku hanya ingin sebuah komunikasi yang mengurai sebuah
alasan agar tak ada lagi hati yang bersuudzon atas kamu. Aku pun ikhlas jika
pada akhirnya mungkin engkau telah menemkan sosok yang jauh lebih baik dariku.
Jika ini adalah
jawaban dari segala doaku pada Tuhan, maka aku hanya ingin agar Tuhan
memberikan yang terbaik bagi kehidupanmu, maaf atas segala kebawelanku padamu
selama kebersamaan kita. Jaga dirimu baik – baik ya, karena mulai detik ini aku
tak lagi mampu berceloteh tentang kebiasaanmu dengan rokok, kopi, dan diskusi
malam yang membuatmu lupa akan kebutuhan untuk sekedar lelap sejenak. Aku tak
akan memaksa diriku untuk menngikis rasa sayang ini sebagaimana aku tak memaksa
diriku untuk menerima dan menumbuhkan rasa ini.
Terimakasih
telah menjadi pelangi dalam kehidupanku yang menorehkan banyak kisah manis
dalam perjalanan ku. Jangan pernah berhenti mencatat segala perjalananmu dalam
catatan kecil yang selalu kau bawa ya meski tak akan ada lagi namaku disana…….
Bantu aku
berdamai tuhan dalam keikhlasan melepasnya dengan kebahagiaan barunya…..
tanpa ku….
Di sebuah taman dimana kau semai rasa, dalam setahun lebih
perjalanan kita
6 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar